Cara Budidaya Tanaman Jagung
a) Penyiapan
Benih1) Persyaratan Benih Bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun
fisiologinya. Benih berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, murni,
tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang
terjamin adalah benih bersertifikat.Jagung hibrida berpotensi produksi
tinggi, namun mempunyai kelemahan yaitu harga benih lebih mahal, dapat
digunakan maksimal 2 kali turunan. Beberapa varietas unggul jagung seperti
terlihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Beberapa Contoh Varietas Jagung Hibrida
Varietas
|
Umur
|
Potensi
Hasil
(Ton/ha)
|
Rata-
rata Hasil (Ton/ha)
|
C6
|
98-105
|
-
|
10-10,3
|
C7
|
95-105
|
10-12,4
|
8,1
|
Pioneer
13
|
90-115
|
10-11
|
8,027
|
Pioneer
14
|
89-112
|
10-11
|
7,578
|
CPI
-1
|
97
|
-
|
6,2
|
CPI-
2
|
97
|
8-9
|
6,2
|
IPB
4
|
100-105
|
-
|
6,6
|
Semar
2
|
91
|
-
|
5,0-6,1
|
Semar
3
|
94
|
8-9
|
5,3
|
2) Penyiapan Benih
lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama
penyakit.c.Tongkol dipetik setelah lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji mengeras dan sebagian besar daun menguning. d.Tongkol dikupas dan dikeringkan, bila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan di tempat kering. e. Dari tongkol kering, diambil biji bagian tengah. Biji di bagian ujung dan
pangkal tidak digunakan sebagai benih.
f. Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.3) Perlakuan BenihSebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida, terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik.
b) Pengolahan Media TanamPengolahan tanah bekas pertanaman padi dilaksanakan setelah membabad jermi. Jerami dapat digunakan sebagai mulsa/penutup tanah setelah jagung ditanam. Kegunaan mulsa yaitu mengurangi penguapan tanah, menghambat pertumbuhan gulma, menahan pukulan air hujan dan lama kelamaan mulsa menjadi pupuk hijau. Pengolahan tanah pada lahan kering cukup sampai dengan kedalaman 10 cm dan semua limbah digunakan sebagai mulsa.Pada saat pengolahan tanah setiap 3 m perlu disiapkan saluran air sedalam 20 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi untuk memasukkan air pada saat kekurangan air dan pembuangan air pada saat air berlebih.
1). Minimum TillagePada lahan-lahan yang peka terhadap erosi, budidaya jagung perlu diikuti dengan usaha-usaha konservasi seperti penggunaan mulsa dan sedikit mungkin pengolahan tanah. Bila waktu tanam mendesak, pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan tanaman saja, selebar 60 cm dengan kedalaman 15 – 20 cm.
2). Zero Tillage (tanpa pengolahan tanah)Pemberantasan gulma menggunakan herbisida 2-3 lt/ha. Tanah dicangkul hanya untuk lubang tanaman.
c) Teknik Penanaman1) Penentuan Pola Tanamana. Tumpang sari (Intercropping); Penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda).b. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.c. Tanaman bersisipan (Relay Cropping): dengan cara menyisipkan satu/beberapa jenis tanaman selain jagung. Misalnya waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.d. Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya. Pada pola ini lahan efisien, tetapi riskan terhadap hama dan penyakit.2) Pembuatan Lubang Tanam
Tabel 2. Jarak tanam dan Populasi Jagung Per Hektar
Varietas
|
Jarak
tanam
(cm
x cm)
|
Populasi
(Tanaman/Ha)
|
Umur
dalam
(>100
hari)
|
100
x (40-50)
|
40.000
– 50.000
|
Umur
tengah
(90-100
hari)
|
75
x (40-50)
|
53.000
- 66.000
|
Umur
genjah
(80-90
hari)
|
50
x (20-25)
|
80.000
– 100.000
|
3) Cara PenanamanSaat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Jumlah benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1 tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2 biji/lubang.Jumlah kebutuhan benih per hektar dengan beberapa alternatif jarak tanam dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jarak Tanam dan Kebutuhan Benih Jagung
Jarak
tanam
(cm)
|
Non
Hibrida
(kg/ha)
|
Hibrida
(kg/ha)
|
100
x 40
|
22,5
|
-
|
75
x 25
|
32
|
20
|
75
x 40
|
-
|
30
– 40
|
75
x 20
|
40
|
-
|
50
x 20
|
60
|
-
|
d) Pemeliharaan1) Penjarangan dan PenyulamanApabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki 2 atau 1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain. Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama.
2) PenyianganPenyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman muda menggunakan tangan, cangkul kecil, garpu. Penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu perakaran yang belum kuat mencengkeram tanah.
3) PembumbunanPembumbunan bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada umur 6 minggu. Tanah di kanan dan kiri barisan jagung diurug dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman, membentuk guludan memanjang. Pembubunan juga dilakukan bersamaan penyiangan kedua.
4) PemupukanPemupukan perlu memperhatikan jenis, dosis, waktu dan cara pemberian pupuk. Pada umumnya varietas unggul lebih banyak memerlukan pupuk dibandingkan dengan varietas lokal. Pemupukan pada tanaman jagung disajikan pada tabel 4.
No
|
Jenis
|
Dosis
(kg/ha)
|
Waktu
pemberian
|
||
Dasar
|
21
HST
|
35
HST
|
|||
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
|||
1
|
Non
Hibrida
|
||||
-
Urea
|
200
|
83,33
|
166,67
|
-
|
|
-
TSP/SP-36
|
75-100
|
75-100
|
-
|
-
|
|
-
KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
|
2
|
Hibrida
|
-
|
-
|
||
-
Urea
|
300
|
100
|
100
|
100
|
|
-
TSP/SP-36
|
100
|
100
|
-
|
-
|
|
-
KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
Pertanaman jagung perlu dipupuk dengan pupuk organik 15.000-20.000kg/ha disebar merata saat pengolahan tanah atau disebar dalam larikan dengan dosis 300 kg/ha. Pupuk buatan diberikan secara tugal/larikan sedalam ± 10 cm pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm. Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman.
5) Pengairan dan PenyiramanSetelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan diperlukan pada saat pembentukan malai dan tongkol. Pemberian air pada pertanaman jagung cukup sampai tingkat kapasitas lapang atau tidak sampai tergenang. Pertanaman jagung yang terlalu kering dapat diairi melalui saluran pemasukan air. Air yang diberikan cukup hanya menggenangi selokan yang ada, dibiarkan satu malam dan pada pagi harinya sisa air dibuang.
A. Kultur teknisa. Pembakaran tanamanb. Pengolahan tanah yang intensif.
B. Pengendalian fisik / mekanisa. Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.b. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
C. Pengendalian HayatiPemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera litura- Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematodaSteinernema sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
D. Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, karbaril, matador zeon, actara, dan amistartop.